Jumat, 03 April 2015


Pentingnya Memiliki Rasa Malu OPINI | 15 May 2011 | 11:54 Dibaca: 1068   Komentar: 19   1Seringkali ada guyonan yang mengatakan “Sudah Putus urat malunya”, guyonan seperti ini biasanya dialamatkan bagi orang yang berprilaku buruk sehingga tidak lagi memiliki rasa malu.
Rasa malu ini sangat penting tetap dipelihara oleh setiap manusia, karena dengan adanya rasa malu, maka akan menghindarkan kita dari tindakan yang memalukan.
Muhammad Rasulullah saw. bersabda, “Rasa malu dan iman, keduanya adalah sejalan. Jika hilang salah satunya, maka hilanglah yang lainnya.(HR.Tarmidzi)
Itu berarti, salah satu tandanya seseorang masih mempunyai iman, dia masih memiliki rasa malu. Memanglah seseorang yang tidak beriman cenderung tidak lagi memiliki rasa malu, memang demikianlah pada kenyataannya. Banyaknya yang tergelincir dalam perbuatan nista, pada dasarnya karena tidak memiliki rasa malu. Kalau sudah tidak punya rasa malu, tidak perlu lagi kita pertanyakan imannya. Karena sesorang yang beriman, pada hakekatnya pasti punya rasa malu.
Ada sebuah hadist yang mengingatkan akan hal ini yang disabdakan Muhammad Rasulullah saw, “Apabila Allah hendak membinasakan hamba-Nya, maka Dia cabut rasa malunya lebih dulu. Jika rasa malunya telah dicabut, ia akan menjadi pembenci dan dibenci. Setelah itu akan dicabut kejujurannya. Sesudah kejujurannnya dicabut, maka jadilah ia manusia pengkhianat dan dikhinati. Selanjutnya Allah mencabut rahmat yang diberikan kepadanya. Jika rahmat-Nya telah dicabut, ia menjadi manusia terketuk. Bila ia menjadi manusia terkutuk, maka akan terlepaslah ia dari ikatan Islam” (HR.Ibnu Majah).
Hadist tersebut diatas jelas sekali menggambarkan pentingnya memiliki rasa malu, cuma rasa malu yang berlebihan juga bukanlah sesuatu yang baik, Allah swt sendiri juga tidak menyukai sesuatu yang terlalu berlebihan.
Runtuhnya moral pemimpin pada dasarnya karena sudah tercabutnya rasa malu, sehingga runtuh pula keimanannya. Runtuh keimanan, maka runtuhlah pondasi kehidupan seseorang.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, semata-mata untuk berbagi disamping mengingatkan diri sendiri, sangat diharapkan dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang membacanya.